KAIDAH PANTUN


Pertemuan : 14
Gelombang : 27 
Tanggal : 21 Sep 2022 
Materi : Kaidah Pantun 
Moerator : Lely suryani, S.Pd, SD 
Narasumber : Miftahul Hadi, S.Pd  

 ِ                      بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
                اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ 

Pertemuan belajar malam ini dengan materi kaidah pantun yang akan dimoderatori oleh ibu Lely Suryani dan Narasumber Miftahul Hadi, S.Pd.  Seorang guru penggerak SD dikampung yang  telah dipertemukan dengan guru besarnya yaitu OmJay. Agar lebih akrab  panggil saja mas  miftah , Hoby menulis pantun. 

Beliau bersukur belajar bersama memberi materi baru di kelas BM gelombang 27 malam ini. Beliau juga alumni BM angkatan 17, kemudian  ditemukan" oleh teh Aam serta bunda Kanjeng, lalu diajaklah untuk sharing dan belajar bersama.

Sebelum acara di mulai juga sudah bertebaran pantun dari nara sumber dan peserta BM sambil menunggu acara di buka.

Pantun Perkenalan dari Narasumber
Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam tumbuh di kota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.  

Tapi kanal jembatan patah,
Jatuh ke semak peganglah tali,
Salam kenal saya Mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota Wali. 

Kalau puan ke pulau Mepar,
Tampak pula si gunung Daik,
Kalau puan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.

Pantun adalah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal di Nusantara. Kata pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa minang kabau yang memiliki arti " Penuntun". Dalam kamus Beasr Bahasa Indonesi (KBBI) pantun merupakan sebuah puisi Indonesia atau Melayu yang mana setiap bait atau yang disebut dengan kuptetnya terdiri dari empat baris bersajak (a-b-a-b) tiap larik pantun, umumnya terdiri dari empat kata.

Empat Ciri pantun terdiri empat baris memiliki pola sajak a-b-a-b atau a-a-a-a. Baris pertama dan ke dua berisi kalimat sampiran. Baris ketiga dan ke empat merupakan isi pantun.  

Ciri pantun 
1.Tiap bait terdiri dari empat larik dalam karya sastra, larik adalah baris 
2.Tiap larik terdiri  atas 8 sampai 12 suku kata 
3.Tiga larik pertama dan ke dua  merupakan sampiran 
4. Empat larik ketiga dan empat merupakan isi 
5. Rima akhir larik bersajak a-b-a-b

Jadi dalam membuat pantun bapak ibu perhatikan rambu-rambunya. Yang pertama, satu bait harus terdiri dari empat baris. Tidak boleh tiga atau lima. Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata.
Satu baris terdiri atas delapan sampai duabelas suku kata. 

Bersajak a-b-a-b Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud pantun. Pantun boleh bersajak a-a-a-a, tapi itu akan mengurangi keindahan pantun itu sendiri dan tidak sesuai kaidah pembuatan pantun, jika sajaknya a-a-a-a, jatuhnya menjadi syair
Contoh syair :
Belajar mengaji harus semangat,
Tekun rajin sabar dan giat,
Agar ilmu mudah didapat,
Selamat dunia juga akhirat.

Perbedaan pantun dengan syair, kalau pantun antara baris satu dan dua tidak ada hubungannya dengan baris tiga dan empat. Jadi sampiran dan isi berdiri sendiri. Sedangkan syair baris satu sampai empat saling berhubungan, dalam syair sajaknya a-a-a-a. jadi Rima akhir (baris 1-4) memiliki bunyi yang sama, ada juga pantun dua baris disebut karmina ( pantun kilat ).

Contoh karmina
Daun keladi susun di gerbong,
Janganlah jadi orang yang sombong.
Daun talas di dalam saku
Yang jelas bukan aku
Jadi karmina itu antara baris satu dengan baris dua tidak berhubungan. 

 Lalu ada lagi yang namanya gurindam,baris satu dengan baris dua saling berhubungan (sebab akibat) Jumlah barisnya juga ada dua
 Contoh gurindam
 Jika selalu berdoa dan dzikir,
 Ringan melangkah jernih berpikir.  
 
Dalam membuat pantun, usahakan membuat baris ketiga dan keempat (isi) terlebih dahulu
Jika isi pantun sudah jadi, maka sampiran akan mengikuti. 
 
Tiga kunci untuk mempermudah buat pantun 
1. Hindari penggunaan nama orang dalam membuat pantun.
2. Hindari penggunaan nama merk dagang.
3. Hindari pengulangan kata di tiap barisnya. 
   
Jika mendengar kata pantun pasti tertuju ke suku Melayu, yang membuat narasumber jatuh cinta pada pantun Karena dalam menulis pantun dibutuhkan ketelitian untuk memilih diksi, tidak asal aj, Jadi harus dipikirkan dulu, mana kata yang pas. Sehingga indah dibaca atau didengar. Harus berfikir keras dan tentunya harus punya banyak kosa kata.. bahwa tiap daerah di Indonesia juga memiliki pantun.   

Awalnya pantun merupakan tradisi lisan. Seiring berkembangnya waktu, maka pantun "naik kelas". Tidak hanya dituturkan saja dalam kehidupan sehari-hari, pantun kemudian dibukukan, dilombakan dalam berbagai event, serta diselipkan pada tiap kegiatan. Atas kerja kerasnya tersebut pada tanggal 17 Desember 2020 lalu, UNESCO mengakui pantun sebagai warisan budaya tak benda. Sehingga setiap tanggal 17 Desember kita peringati sebagai hari pantun. Pantun berasal dari akar kata "Tun" yang bermakna baris atau deret. Asal kata pantun dalam masyarakat Minangkabau dan Melayu diartikan sebagai "pantun". Oleh masyarakat Riau disebut sebagai tunjuk ajar yang berkaitan dengan etika. (Mu'jizah, 2019)  

Sumatera Utara, dikenal dengan sebutan ende-ende 
Contoh Pantunnya 
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap sirumondang bulan. 
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang rembulan. 

Pantun Sunda yang dikenal dengan paparikan.
Contoh paparikan : 
Sing getol nginam jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol naengan elmu,
Gunana Dunya akhirat. 

Yang artinya demikian
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah menuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat. 

Yang disebut parikan.
Contoh parikan
Mlaku-mlaku wira-wiri, Ini parikan yang empat baris bapak ibu.
Ada juga parikan dua baris.

Tekan gardhu nyandung watu,
Ngaku-aku dadi tani,
Nyandhak garu jare luku.
Yang artinya demikian
Jalan-jalan ke sana-sini,
Sampai gardu tersandung batu,
Jika mengaku sebagai petani,
Pegang Garu dikira luku (bajak). 
Yang sedang hits di telinga. 

Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Bersama kelas menulis pantun
Contoh di atas :
Pantun ini sudah memiliki empat baris dalam satu baitnya setiap barisnya terdiri dari empat kata. dalam membuat pantun untuk amannya, gunakan empat kata pada tiap baris. Nanti akan dihasilkan jumlah suku kata yang tidak timpang. 
Sajaknya juga sudah a b a b.. baik tengah maupun belakang...lihat baris pertama dan baris ketiga.
Kata rebung memiliki persamaan bunyi dengan bergabung. Kata kuini memiliki persamaan bunyi dengan kata ini.

Lalu lihat baris kedua dengan baris keempat. Kata talas memiliki persamaan bunyi dengan kata kelas.
Kata seruntun memiliki persamaan bunyi dengan kata pantun. Rebung dengan bergabung, memiliki persamaan bunyi empat huruf. Maka disebut sajak penuh. Sama halnya, seruntun dengan pantun. Memiliki persamaan bunyi tiga huruf,  disebut sajak penuh.

Sebagian orang pasti sudah tau apa itu pantun namun belum mengerti tentang pengertian pantun secara istilah dan berbagai macam jenisnya. Alhamdulillah malam ini sudah dikupas tuntas tentang materi pantun oleh narasumber guru penggerak dari Demak Mas Miftahul Hadi, S.Pd semoga menginpirasi bapak ibu peserta Belajar Menulis pertemuan ke 14 Gelombang 27 PGRI semoga barokah Ilmunya 

        Kunci dalam Pembuatan Pantun

Salam Lierasi 
Peserta : A.Ulya Subarlina. 



Komentar

  1. Wow, resume yang lengkap dan luar biasa. Terima kasih buu. Semangat berkarya, semangat menginspirasi.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemasaran Buku

MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELUR

Komitmen Menulis Di Blog